MAKALAH PERKEMBANGAN TUMBUHAN
POLIEMBRIONI DAN APOMIXIS
DI SUSUN OLEH :
Alexander Iqbal
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MIPA
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .. i
PENDAHULUAN ii
ISI 1
A.POLIEMBRIONI 4
B. APOMIXIS 5
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
ISI
PERBANYAKAN SECARA SEKSUAL 2 GENERASI
Sel telur yang dibuahi ( Zigot )
Biji
Tanaman Generasi sporofit
Bunga Diploid ( 2 n )
Mikrospora/spora (dlm bakal buah) Megaspora/spora
(dlm benang sari)
Serbuk sari
Kepala putik kantong embrio generasi
gametofit
Buluh Sari
Tangkai putik (n) Sel telur yang telah dibuahi (zigot)
POLIEMBRIONI
APOMIXIS
DAFTAR PUSTAKA
Pichot, C., Fady, B., & Hochu, I. (2000). Lack of mother tree alleles in zymograms of Cupressus dupreziana A. Camus embryos. Ann. For. Sci. 57: 17–22.
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0100%20Bio%202-12d3.htm
http://en.wikipedia.org/wiki/Apomixis"Categories: Plant reproduction
http://en.wikipedia.org/wiki/Apomixis
http://www.bionity.com/lexikon/e/Apomixis
http://www.apomixis.de/back.htm
POLIEMBRIONI DAN APOMIXIS
DI SUSUN OLEH :
Alexander Iqbal
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MIPA
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .. i
PENDAHULUAN ii
ISI 1
A.POLIEMBRIONI 4
B. APOMIXIS 5
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Dari suatu tumbuhan dapat di peroleh tumbuhan baru,dengan perkataan lain tumbuhan dapat memperbanyak diri atau berkembang biak .yang dapat menjadi tumbuhan baru adalah suatu bagian tubuh tumbuhan,yang kemudian memisahkan diri atau oleh manusia dengan sengaja di pisahkan dari tumbhan yang lama atau induknya.bagian tubuh tumbuhan yang kemudian dapat tumbuh menjadi individu baru : alat perkembangbiakan (organum revroductivum, dispora, propagulum, disseminulum).
Tumbuhan memperlihatkan dua fase yang jelas dalam daur hidupnya : fase vegetatif, terdiri dari pertumbuhan akr dan tajuk; alat perkembangbiakan vegetatif atau di sebut juga aseksual,yaitu bagian tubuhtumbuhan yang dapat menjadi individu baru,sedang terjadinya bagian tadi tidak di dahuui oleh suatu peristiwa perkawinan (peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina). Fase kedua adalah fase generatif atau seksual,pada tumbuhan biji melibatkan penggabunan dua sel sehingga terbentuk telur yang di buahi yang berkembang menjadi embrio di dalam biji.saat biji berkecambah embrio akan menjadi tumbuhan baru. Atau secara umumnyaalat perkembangbiakan generatif itu merupakan alat perkembangbiakan yang terjadi di dahului oleh peristiwa perkawinan.
Proses Penyerbukan dan Pembuahan Butir serbuk/serbuk sari menempel pada kepala putik membentuk buluh serbuk (2 inti, inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke arah mikropil (pintu kandung lembaga) inti generatif membelah 2 inti sperma sampai di mikropil, inti vegetatif mati satu inti sperma membuahi sel telur embrio. Satu inti sperma lain membuahi inti kandung lembaga endosperma (makanan cadangan bagi embrio). Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada Angiospermae disebut pembuahan ganda.Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk karena beberapa sebab. yaitu :
1. Melalui peleburan sperma dan ovum (amfimiksis)
2. Tidak melalui peleburan sperma dan ovum (apomiksis), yang dapat dibedakan atas
a. Apogami : embrio yang terbentuk berasal dari kandung lembaga. Misalnya dari sinergid dan antipoda.
b. Partenogenesis : embrio terbentuk dari sel telur yang tidak dibuahi.
c. Embrio adventif : merupakan embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu bagian selain kandung lembaga.
Menurut asal serbuk sari, penyerbukan dibedakan menjadi 4 :
a. Autogami (penyerbukan sendiri)
Serbuk sarinya berasal dari satu bunga yang sama. Bila terjadi pada saat bunga belum mekar disebut kleistogami
b. Geitonogami (penyerbukan tetangga)
Bila serbuk sari berasal dari bunga lain yang berada dalam satu pohon (satu individu).
c. Alogami (penyerbukan silang)
Bila serbuk sari berasal dari bunga pohon lain yang masih satu spesies.
Kadang-kadang terjadi kegagalan penyerbukan dan pada beberapa jenis tumbuhan tidak mungkin terjadi autogami. Penyebabnya adalah sebagai berikut :
aa. Dikogami : Bila waktu masaknya putik dan serbuk sari tidak bersamaan, hal ini disebabkan karena:Serbuk sari masak lebih dahulu daripada putiknya ....(protandri).
Contoh : seledri, bawang Bombay, jagung
2. Putik masak lebih dahulu daripada serbuk sari ....(protogini).
bb. Didesious : Bila pada satu spesies, alat kelamin jantan dan betinanya terpisah
Contoh : salak dan melinjo (Gnetum Arremon)
cc. Heterostili : Bila panjang antara tangkai benang sari dan tangkai putik tidak sama dan berbeda jauh.
Contoh : kopi, kina dan kaca piring.
d. Herkogami : Bila bentuk bunga tidak memungkinkan serbuk sari jatuh ke kepala putik.
Contoh : vanili
PERBANYAKAN SECARA SEKSUAL 2 GENERASI
Sel telur yang dibuahi ( Zigot )
Biji
Tanaman Generasi sporofit
Bunga Diploid ( 2 n )
Mikrospora/spora (dlm bakal buah) Megaspora/spora
(dlm benang sari)
Serbuk sari
Kepala putik kantong embrio generasi
gametofit
Buluh Sari
Tangkai putik (n) Sel telur yang telah dibuahi (zigot)
POLIEMBRIONI
Poliembrioni : dalam satu biji terdapat lebih dari satu endosperm (2-3 endosperm). Masing-masing endosperm tidak mempunyai endocarp (kulit tanduk) sendiri-sendiri.
Gamet betina dibentuk di dalam bakal biji (ovule) atau kantung lembaga. Pada bagian ini terdapat sel induk megaspora (sel induk kantug lembaga) yang diploid. Sel ini akan membelah secara meiosis dan dari satu sel induk kantung lembaga membentuk 4 sel yang haploid. Tiga sel akan mereduksi dan lenyap tinggal satu yang berkembang. Selanjutnya, sel ini membelah secara mitosis 3 kali dan terbentuklah 8 sel. Dari sel yang berjumlah 8 ini, 3 sel akan bergerak menuju arah yang berlawanan dengan mikropil, 2 sel lainnya menjadi kandung tembaga sekunder, dan 3 sel terakhir menuju ke dekat mikropil. Dari 3 sel (yang menuju dekat mikropil) yang terakhir ini dua menjadi sinergid dan satu sel lagi menjadi sel telur. Dalam keadaan seperti ini kandung lembaga sudah masak dan siap untuk dibuahi. Putik yang sudah masak biasanya mengeluarkan cairan lengket pada ujungnya yang berfungsi sebagai tempat melekatnya serbuk sari.
APOMIXIS
Di dalam ilmu tumbuh-tumbuhan, apomixis ( juga disebut apogamy) adalah reproduksi tidak berkelamin, tanpa Fetilisasi. Di dalam tumbuhan gametophytes ( khususnya pakis), apomixis mengacu pada pembentukan sporophytes oleh pembiakan tanpa perkawinan gametophyte sel. Apomixis juga terjadi pada tumbuhan berbunga di mana itu juga disebut agamospermy. Apomixis di tumbuhan yang berbunga sebagian besar terjadi dua fase: agamogenesis ( juga disebut gametophytic apomixis), embrio dari suatu telor tidak dibuahi atau diproduksi tanpa meiosis. Adventitious embryony, suatu nucellar embrio dibentuk dari nucellus. Benih Apomictically diproduksi genetically serupa dengan induknya. Sebagian tumbuhan apomictic genetically serupa dari satu generasi ke generasi yang berikutnya, masing-masing mempunyai karakter jenis. Mereka kemudian sering disebut microspecies. Dalam beberapa jenis ada yang mungkin di jadikan untuk mengidentifikasi, yang mungkin adalah kelompokkan bersama-sama dengan jenis nya. Contoh apomixis dapat ditemukan pada jenis Crataegus ( hawthorns), Amelanchier ( shadbush), Sorbus ( pohon rowan dan whitebeams), Rubus ( sejenis semak berduri atau blackberries), Hieracium ( hawkweeds) dan Taraxacum ( Rumput dandelion). Walaupun keuntungan reproduksi seksual yang evolusiner hilang, apomixis berjalan terus dan merupakan ciri fortuitous untuk evolusiner individu.
Suatu contoh unik pada apomixis baru-baru ini yang ditemukan pada Pohon cemara, Cupressus dupreziana, di mana benih diperoleh seluruhnya dari tepung sari dengan tidak ada kontribusi hal keturunan dari betina " sel induk " ( Pichot, Et Al., 2000, 2001)
Apomixis adalah merupakan suatu bentuk reproduksi pada tumbuhan di mana Di tumbuhan tingkat tinggi, embryogenesis dan spora benih pengembangan dari semua jenis seksual adalah hasil suatu fertilisasi ganda. Satu sel mani akan membuahi sel telor dan akan berkembang menjadi embrio, sedang suatu sel mani, dalam proses pembuahan tadi setelah sel telr dibuahai maka akan membentuk triploid endosperm. Yang berbeda genomes. kedua-duanya telor dan mani dikombinasikan mendorong ke arah keturunan menanam dengan geno baru- dan phenotypes.
DAFTAR PUSTAKA
Pichot, C., Fady, B., & Hochu, I. (2000). Lack of mother tree alleles in zymograms of Cupressus dupreziana A. Camus embryos. Ann. For. Sci. 57: 17–22.
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0100%20Bio%202-12d3.htm
http://en.wikipedia.org/wiki/Apomixis"Categories: Plant reproduction
http://en.wikipedia.org/wiki/Apomixis
http://www.bionity.com/lexikon/e/Apomixis
http://www.apomixis.de/back.htm
No comments:
Post a Comment